Uncategorized

Tekan Angka Stunting dengan Aksi Toilet Bersih

Jakarta – Stunting, atau hambatan kekurangan gizi pada anak, rutin hanya saja dikaitkan dengan permasalahan asupan buah hati. Padahal, stunting pun ada kaitannya dengan hambatan sanitasi. “Sebenarnya, akar permasalahan stunting itu justru masalah sanitasi. Kebiasaan merancang karakter ini juga masih diperlukan dipahami masyarakat,” kata Ketua Yayasan Cahaya Peduli Semesta Cashtry Meher untuk Tempo pada Rabu 24 Juli 2024. 

Cashtry menekankan mengenai sanitasi ke sekolah. Menurutnya, hambatan kebersihan di dalam sekolah masih sangat banyak. Beberapa hambatan sanitasi adalah masalah kamar mandi yang tersebut bau pesing, atau kurangnya pelaku kebersihan sehingga upaya untuk mempertahankan kebersihannya tidak ada optimal. Lalu ada pula permasalahan pengairan juga piket kebersihan sekolah yang tersebut tidak ada disiplin. 

Hubungan sanitasi pada hal stunting sangat dekat. Cashtry yang digunakan juga dokter spesialis lapisan kulit ini mengutarakan sanitasi berhubungan dengan perilaku hidup bersih kemudian sehat, juga pola hidup sehat walafiat seseorang. 

Ketua Yayasan Cahaya Peduli Semesta Cashtry Meher (baju hitam)/Istimewa

Anak pada sekolah yang dimaksud tidaklah bisa jadi mengaplikasikan perilaku hidup bersih serta fit sanggup terkena penyakit, salah satunya diare atau infeksi lainnya. Diare pun dapat berjalan secara berulang. Hal ini menyebabkan anak itu mengalami imunitas yang mana rendah. Imunitas rendah sebab tidaklah mempertahankan kebersihan mampu memproduksi kesegaran menurun. Ketika imunitas rendah lalu terus muncul hingga ia dewasa, dampaknya akan fatal. Apabila si anak yang dimaksud sudah ada dewasa itu hamil, maka imunitas rendah pada ibu hamil sanggup berisiko terkena sejumlah penyakit. Bayi yang dimaksud dikandungnya sanggup mengalami berat badan rendah, hingga kematian. “Bila kebiasaan hidup bersih kemudian sehat walafiat itu tidaklah dibiasakan sejak kecil, pada saat anak sudah ada berubah jadi penduduk tua, hal itu akan berakibat pada buah hati yang digunakan sedang dikandung juga alami berat badan kurang hingga stunting,” katanya. 

Cashtry mengungkapkan keseimbangan adalah aspek penting pada hidup setiap individu. Ia menganggap bidang kesejahteraan ini mempunyai dampak yang mana besar tidaklah hanya sekali terhadap diri sendiri tetapi juga masyarakat luas. Untuk itu, salah satu yang tersebut ingin ia lakukan adalah menyadarkan komunitas di menyimpan kebersihan. “Bagaimana pentingnya menyimpan kesehatan juga kebersihan. Dengan harapan dapat memberikan dampak positif khususnya pada mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Cashtry. 

Ia fokus pada edukasi masyarakat pada kegiatan toilet bersih di sekolah dasar DKI Jakarta juga mengedukasi kesegaran mental pada mahasiswa. Ia menyatakan kesulitan kebersihan toilet tidak ada cuma berjalan di dalam wilayah terpencil pada Indonesia, namun juga di dalam sekolah, Jakarta. Di sekolah, anak-anak belajar untuk melindungi kebersihan diri kemudian mengurangi timbulnya penyakit. “Mengedukasi anak pada mempertahankan kebersihan sejak dini mampu membentuk karakter yang dimaksud tepat. Anak jadi mampu belajar tanggung jawab yang pastinya akan dibawa hingga ia dewasa lalu punya anak,” katanya. 

Cashtry menambahkan dalam sekolah lah, anak-anak belajar untuk menjaga kebersihan diri juga menjaga dari timbulnya penyakit. “Anak-anak bermetamorfosis menjadi lebih lanjut paham kemudian waspada terhadap kebersihan  juga melatih perilaku anak ketika di dalam toilet, bagaimana setelahnya buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB). Harus disiram sampai bersih, kemudian dikeringkan dengan tisu,” katanya.

Ia berharap bahwa kegiatan edukasi itu mampu menghasilkan kebiasaan baik pada anak. “Program Toilet Bersih Taraf Sekolah Dasar ini diselenggarakan sekaligus juga di rangka memperingari Hari Anak Nasional 2024, dikarenakan tujuan acara edukasi ini sejalan dengan tema Hari Anak 2024 yakni “Anak Terlindungi, Tanah Air Maju,” kata Cashtry yang dimaksud akan mengayomi 35 sekolah dasar neger di wilayah Ibukota Indonesia Selatan. 

Dalam menanamkan kebiasaan dan juga tanggung jawab sanitasi dalam sekolah, Cashtry setuju bahwa penting untuk menggandeng guru lalu juga personel kebersihan sekolah juga warga tua untuk mengambil bagian memberikan perhatian lebih tinggi tentang kebersihan toilet pada sekolah. Menggandeng  berbagai elemen sekolah itu bisa jadi menjadi contoh yang tersebut baik bagi anak di sekolah dasar. “Jadi para guru lalu warga tua, dan juga tim kebersihan sekolah itu tiada semata-mata memberikan perintah namun juga terlibat dan juga memberi contoh pada anak untuk menanamkan kebiasaan hidup bersih serta sehat,” katanya. 

Selain fokus masalah Rencana Toilet Bersih Sekolah Dasar, Cashtry juga menyelenggarakan kegiatan Dikusi Tim Terarah (FGD) Bersama Perwakilan Universitas pada Badan Eksekutif Mahasiswa dari 5 perguruan tinggi terkait bidang kesehatan. Ada 4 tema kesegaran perihal keseharian siswa yang tersebut akan dibahas. Pertama adalah Pengaruh Stres Akademik terhadap Kesejahteraan Mental Mahasiswa, sesudah itu ada tema Efektivitas Inisiatif Aspek Kesehatan Kampus pada Mengembangkan Kesadaran Gizi pada Kalangan Mahasiswa. Selanjutnya ada tema Pengaruh Industri Media Sosial terhadap Derajat Kecemasan juga Depresi, juga Hubungan Antara Keterlibatan pada Olahraga lalu Derajat Keseimbangan Emosional Mahasiswa.

Cashtry menafsirkan penting untuk menanamkan isu kebugaran mental bagi para mahasiswa. Para duta siswa ini diharapkan sanggup menyebarkan ilmu ini untuk para sejawatnya. Selain itu, pelajar dinilainya masih di musim ‘pancaroba’ di pembentukan mental. Komunitas ini masih di pembentukan jati diri masing-masing. Berbagai tantangan pun dialami mahasiswa, akhir-akhir ini seperti pergaulan bebas, narkoba, hingga hal negatif lainnya. “Perlu ada keseimbangan mental yang mana ditanamkan di dalam mahasiswa,sehingga bila dia kesepian, merek dapat diarahkan ke kegiatan yang positif. Harapannya pun mereka dapat terhindar dari gangguan jiwa mental juga kecemasan,” katanya. 

Cashtry setuju pada waktu ini isu tentang kesegaran mental sudah ada cukup sejumlah digaungkan para pihak di berubah-ubah platform. Walau begitu, ia menyimpulkan perjumpaan serta diskusi masih terus dibutuhkan agar para peserta didik dapat lebih lanjut mamahami isu tersebut. “Kalau tiada ada interaksi lalu pertemuan, kampanye kesejahteraan mental ini kurang efektif, apalagi bila hanya saja tersebar ke media sosial. Masih sejumlah anak kita yang dimaksud kurang membaca isu ini sehingga wajib terus kita arahkan,” katanya. 

Artikel ini disadur dari Tekan Angka Stunting dengan Gerakan Toilet Bersih