Pakem Kebaya yang mana Sering Dilupakan
Jakarta – Banyak khalayak senang mengenakan kebaya akibat keanggunannya dan juga identitas budaya yang digunakan kuat, desainer Didiet Maulana menjelaskan pakem atau aturan berkebaya yang dimaksud kemungkinan besar belum tentu sejumlah diketahui orang.
“Kebaya itu adalah busana yang tersebut memiliki bukaan depan,” kata beliau pada turnamen Kebaya Fest ke Pos Bloc, Pasar Baru, Jakarta, Minggu.
Desainer yang digunakan belasan tahun berkiprah di planet mode lalu telah terjadi meneliti kebaya selama enam tahun itu memaparkan bahwa kebaya miliki pakem yang tersebut hadir sejak awal kelahirannya.
Ilustrasi busana kebaya. TEMPO/Fahmi Ali
Kebaya yang digunakan masih mengindahkan pakem-pakem disebut kebaya klasik. Ada beberapa hal yang dimaksud berubah menjadi pakem sebuah kebaya klasik, antara lain mempunyai bukaan di bagian depan, menggunakan kancing, peniti atau bros yang tersebut sekaligus berfungsi sebagai aksesori, mempunyai variasi panjang, mulai dari sejajar dengan panjang lengan, hingga ke lutut.
Selain itu, kebaya sesuai pakem juga memiliki variasi pada bagian bawah, yaitu potongan lurus atau lancip.
Sementara baju yang mana menyerupai kebaya, namun, mempunyai bukaan dalam bagian belakang bukalah kebaya, melainkan baju kurung, Didiet Maulana mengungkapkan.
Meski begitu, Didiet tak mengelakkan perkembangan bola mode ketika ini, di antaranya kebaya, yang sekarang telah terjadi banyak mengalami modifikasi.
“Namun, menurutku, biarkan kebaya hidup dengan tren fashion yang dimaksud ada. Karena budaya itu harus masuk dengan halus, masuk dengan damai, tetapi, pada ketika yang tersebut mirip kita juga bisa jadi memperkenalkan pakem-pakem kebaya,” ia menambahkan.
Didiet mengungkap, berbagai anak muda ketika ini yang digunakan mengekspresikan kebanggaan akan kebaya dengan cara kemudian seleranya sendiri, walaupun tak selalu mengikuti pakem kebaya klasik.
Hal itu justru, menurut dia, pertanda baik, bahwa anak muda, utamanya generasi Z (Gen Z), tiada malu untuk mengenakan lalu memperkenalkan budaya tanah asalnya, pada hal ini adalah kebaya.
“Ketika kita ingin menghadirkan kebaya mampu masuk dalam generasi muda, pada saat kita ingin berbicara dengan suatu generasi, kita harus berbicara dengan bahasa mereka. Jadi tidaklah hambatan merekan bebas mengekspresikan diri dengan kebayanya,” ujar Didiet.
Artikel ini disadur dari Pakem Kebaya yang Sering Dilupakan